Reminder: Blog ini berisi iklan pihak ke 3, yang tidak terkait dengan konten

Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan

Tahukah sobat santet apa yang paling mematikan? Bagi para dukun pasti mengklaim bahwa santetnya paling mematikan. Namun diantara yang mematikan adalah santet banaspati. Yuk simak Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan yang saya ambil dari sumber sebelah.


Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan

Berikut Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan. Sumber saya copas dari grup ruqyah syariyyah yang di komandani oleh Abah Roqi praktisi ruqyah dari tasik.

Silahkan cari akun facebooknya ya?

Simak kisahnya sbb

--------------------------------

Copas ah:

#Event_klenik_creeperius_magenta

#Kisah_nyata
Judul : Santet Banaspati
Penulis : Wahyu Subuh Sank Pemimpie
Jumkat : 2000 ( isi )
Isi :

Walaupun kejadian ini sudah berlangsung 9 tahun yang lalu . Namun kejadian yang begitu menyeramkan itu masih tersimpan di memori otakku. Sebuah malapetaka dari sekeping hati yang tergores luka oleh tajamnya lidah.

Untuk kalian berhati-hatilah dalam berbicara dan bertutur kata jangan sampai ucapanmu melukai hati orang lain karena lidahmu bisa mencelakaimu.

Jangan gampang menghina dan merendahkan orang lain walaupun itu hanya bercanda sekalipun. Kita tidak tau hitam putihnya hati seseorang. Kau tau, hati manusia itu mudah terluka hanya dengan ucapan. Kalau seseorang sudah terluka hatinya dan merasa terinjak-injak harga dirinya . Dia akan berubah menjadi sangat jahat.

Dia akan berusaha membalas rasa sakit hatinya. Entah itu dengan langsung memukulimu hingga kau cacat bahkan hingga mati atau mungkin dengan cara membunuh tanpa menyentuh dengan menggunakan bantuan ilmu hitam.

Waktu itu, 23 september 2011 aku mengunjungi Saudaraku yang tinggal di Mojokerto. Kuputuskan untuk tinggal beberapa hari di sana. Malam ini begitu cerah bulan purnama menghiasi langit cahayanya menghamburkan kegelapan malam, kami asik bercengkerama, ngobrol sambil di temani segelas kopi panas dan pisang goreng. Duduk di teras rumah. Tawa riuh memecahkan keheningan malam.

"Assalamualaikum " terdengar suara teriakan seorang pria dari kejauhan. Dia datang sambil berlari kecil dan berhenti di depan teras. Seketika suara tawa terhenti. Terlihat sosok pria paruh baya berdiri sambil ngos-ngosan.

"Waalakum salam. " ujar Pamanku sambil beranjak berdiri dan mengampiri pria paruh baya itu. " lho kenapa pak Bowo kok panik begitu ? " tanya Pamanku terheran.

Sambil terengah-engah pak Bowo menjawab " itu dek Habibi terkena penyakit aneh, perutnya membesar " pak Bowo berhenti sejenak dan menarik. nafas panjang." Saya mau minta tolong." Pak Bowo menelan ludahnya. Nafasnya masih terengah-engah.

"Tenang pak, tenang. Mari duduk dulu." Paman jalan menghampiri pak Bowo "mari pak duduk dulu. Minum dulu biar tenang baru cerita." Ujar Paman. Aku beranjak dari tempat dudukku. "Ayo Wah bikinin minum !" Perintah paman.

"Tidak usah, tidak perlu saya buru-buru. Kasihan istri dan anak saya dirumah." Ujar pak Bowo.

Aku beranjak masuk rumah dan ngintip dari celah pintu jendela. "Itu kenapa sih ? " tanyaku pada sepupuku yang berdiri di sebelahku sambil berbisik.

"Gak tau. Dengerin aja" Jawabnya. Kamipun kembali mengintip percakapan mereka.

"Iya sudah kalau begitu. Anak bapak si Habibi kenapa ?"

"Itu Habibi tiba-tiba sakit perutnya membesar. Seperti orang hamil."

"Yasudah, pak Bowo pulang duluan nanti saya menyusul."

"Jangan lama-lama ya, kasihan anak saya."

"Iya pak. Tenang sebentar lagi saya kesana dengan kakak saya " jawabnya sambil mengelus pundak pak Bowo.

"Yasudah kalau begitu saya permisi pulang dulu." Pak Bowo berdiri dan menyalami paman."assalamualaikum."

"Waalaikum salam, hati-hati di jalan pak." Ujar Paman. "Wah... kesini sebentar " panggilnya.

"Ya..." jawabku. Aku bergegas keluar dan menghampirinya " kenapa Paman ? "

"Tolong dong panggilin paman Heru !"

Aku mengaggukan kepala ." Ya baik lah." Aku pun pergi masuk kedalam dan mencari paman Heru di kamarnya.

Tok...tok...tok... pintu kamar ku ketuk. "Paman ? Paman Heru di dalam ? " tanyaku

"Hem... kenapa Wah ? " sahutnya dari dalam kamar. Terdengar suara kunci di putar lalu pintu terbuka " ada apa ?"

"Itu di panggil paman Ilyas ." Jawabku.

"Kenapa ?" Tanya nya sambil memakai kaos yang sedang dia pegang. Aku mengangkat bahuku. Paman Heru menutup kamarnya dan berjalan keluar, aku mengikutinya di belakang.

"Ada apa ? " tanyanya .

"Gini bang. Anaknya pak Bowo si Habibi sakit, katanya tiba-tiba perutnya membesar seperti orang hamil. Tadi beliau datang kesini untuk minta tolong."
Paman Heru cuma manggut-manggut mendengarkan cerita paman Ilyas. Aku planga plongo dengerin mereka berdua ngobrol.

"Yaudah tunggu apa lagi ? Ayo kita kerumah pak Bowo sekarang. Kasihan si Habibi." Ujar paman Heru. Lalu masuk kedalam dan keluar dengan membawa bungkusan entah itu apa.

Paman, aku boleh ikut ." Sahutku sambil meringis.

"Gak usah ngapain ikut ? Dirumah aja !" Perintah paman Ilyas.

"Ayolah paman, aku ikut ." Rengekku.

"Yaudah biarin dia ikut, ayo berangkat !" Ujar paman Heru.

Kamipun berangkat ke rumah pak Bowo. Karena motor di rumah cuma ada 1 yang lainnya di bengkel. Kamipun akhirnya boncengan tiga . Udah kayak cabe-cabean aja kalau kayak gini mah.

15 menit kami sampai di rumah pak Bowo. Paman Ilyas memarkir motor di halaman rumah. "Assalamualaikum " paman Heru memberi salam.

"Waalaikum salam." Terdengar suara perempuan menjawab salam. Sambil tergopoh-gopoh perempuan paruh baya memakai daster warna pink dan mengenakan jilbab senada berjalan menghamipiri kami. "Ayo mari mas silahkan masuk ! "Ujar perempuan itu.

Paman Heru menganggukan kepala sambil melepas sendalnya. Kamipun masuk kedalam rumah dan langsung diarahkan ke kamar anaknya si ibu. Aku berjalan di barisan paling belakang.

Sesampainya di kamar Habibi, aku kaget melihat keadaannya . Kulitnya melepuh seperti habis tersiram air panas, sedangkan perutnya besar sekali seperti orang yang sedang hamil sembilan bulan.

"Astafurulloh alhadzim paman dia kenapa menakutkan sekali ?" Tanyaku lirih.

"Sstt... " paman Ilyas meletakan jari telunjuknya ke bibir "diam jangan berisik !" Ujarnya.

Aku berhenti bertanya. Kupandangi si Habibi yang keadaannya mengenaskan ini. Ku basahi bibirku yang mengering. Aku benar-benar iba melihat keadaan Habibi yang sangat memprihatinkan ini. Dia terus mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya yang membesar.

Aku melihat kedua pamanku yang dari tadi terus memandangi Habibi. Mereka saling menatap dan mengangguk. Entah apa yang ada di dalam benak mereka. Aku hanya terdiam bingung melihat mereka.

"Santet ini pak Bowo . Ada yang sakit hati dengan anakmu ." Ujar paman Heru.

"Ya Allah siapa yang tega melakukan ini ?" Ujar pak Bowo sambil menangis.

"Nanti akan terlihat dengan sendirinya pak." Sahut paman Illyas.

Kedua pamanku ini langsung mendekati Habibi mungkin mau berusaha mengobatinya. Pak Bowo dan istrinya menangis pilu melihat keadaan anaknya.

Paman Heru membuka bungkusan yang ia bawa. "Buk tolong ambilkan air sebaskom !" Pintanya. Si Ibu pun keluar dari kamar dan 2 menit kemudian membawa baskom berisi air. Paman Heru mengambil sesuatu dari dalam bungkusan itu lalu menaruhnya ke dalam baskom yang berisi air. Ternyata bungkusan yang dia bawa itu adalah bunga. Bunga itu di taburkan kedalam baskom.

Paman Ilyas mengambil sarung lalu menutupi perut Habibi. Mereka berdua komat kamit baca mantra . Entah doa apa yang mereka baca, aku hanya melihat mulut mereka yang bergerak cepat.

Paman Ilyas mengurut perut Habibi secara berlahan lahan, kemudian menekannya tiba-tiba keluar kawat dari perutnya. Paman Ilyas menarik kawat itu, iyuh aku ngilu ngeliatnya, setelah tercabut paman Ilyas menaruh kawat itu kedalam baskom yang berisi air dan bunga tadi.

Kau tau apa yang terjadi ? Waktu kawat itu masuk kedalam baskom dan terendam di dalam air, muncul cairan merah seperti darah. Cairan itu membuat air di baskom berubah warna menjadi merah.

Aku tersentak kaget. "Ini santet Banaspati" ujar paman Ilyas.

"Apa itu paman ? " tanyaku.

"Santet Banas pati itu ilmu santet tingkat tinggi yang sangat mematikan. Biasanya bola api akan menyelimuti perantara santet tersebut untuk menyerang targetnya. Aku hanya manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari paman Ilyas

Paman Ilyas dan paman Heru kembali mengurut perut Habibi perlahan-lahan. Mereka terus mengulangi gerakan itu. Tak lama kemudian keluar berbagai macam barang seperti jarum dan paku berwarna keemasan dari perut Habibi.

Paman Heru mengambil benda-benda itu dan memasukannya kedalam baskom, seketika air yang berwarna merah itu berubah warna menjadi merah kehitaman. Astaga aku ngeri dengan apa yang aku lihat.

Paman Heru mengangkat baskom itu dan membawanya keluar, aku yang penasaran mengikutinya, jalan di belakang paman Heru. Sesampainya di luar rumah, benda-benda itu beserta airnya di buang ke bara api bekas bakar sampah. Asap membubung tinggi dan membentuk siluet pocong dan menghilang begitu saja. Melihat hal itu, aku langsung bergeser mendekati paman Heru. "Kenapa kamu ?" Tanya nya. Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil meringis dan melihatnya. "Ayo masuk lagi" ajaknya. Aku menganggukan kepala. Kami kembali masuk kedalam kamarnya Habibi.

Ketika kembali ke kamarnya Habibi. Kulihat perut Habibi sudah mengempis namun kulitnya masih terlihat seperti luka bakar yang cukup parah.

"Dek, ambil daun sirih sama daun salam, rebus lalu tumbuk." Peritah paman Heru pada paman Ilyas. Paman Ilyas mengangguk lalu pergi melakukan apa yang di suruh paman Heru padanya. Paman Ilyas memberikan tumbukan daun yang ia pegang ke paman Heru. Paman Heru pun komat kamit membaca mantra dan melumuri kulit Habibi yang terluka dengan tumbukan daun tersebut.

Setelah selesai kamipun duduk santai di teras rumah pak Bowo. Sambil menikmati kopi yang di suguhkan pada kami. Tak berselang lama terdengar suara teriakan dari arah kamar Habibi.

"Argh...argh... toloooong... tolooong... "
Suara Habibi berteriak seperti sedang kesakitan. Sontak kami kaget. Sepontan kami berlari menuju kamar Habibi aku berlari paling belakang. Astagfirulloh alhazim aku terkejut dengan apa yang kulihat. Ada pocong yang sedang meludahi kepala dan tubuhnya Habibi. Aku memegangi lengan paman Ilyas dan bersembunyi di belakangnya. Ini sangat menyeramkan.

"Woy ! apa yang kau lakukan ? " teriak paman Heru. Pocong itu melihat kearah kami wajahnya gosong busuk menyeramkan. Pocong itu menyeringai lalu menghilang begitu saja.

Kami masuk dan menghampiri Habibi yang mengerang kesakitan dan melihat keadaannya. Terlihat luka bakar yang tadinya mulai mengering kembali menjadi basah bahkan semakin parah. Paman Ilyas kembali membuat ramuan dan paman Heru kembali mengoleskan ramuan itu ke tubuh Habibi. Habibipun berhenti mengerang dan tertidur.

"Mas malam ini kita begadang di sini dan melihat apa yang terjadi sebenarnya, karena aku merasa pocong itu kiriman dari orang yang menyantet Habibi. Aku takut dia akan kembali mengirim santet pada keluarga ini." Ujar paman Ilyas.

"Iya dek, aku juga merasa begitu. Kita harus selesaikan malam ini juga ." Jawab paman Heru. Merekapun meminta persetujuan pak Bowo dan keluarganya untuk bergadang di rumahnya untuk berjaga-jaga dan menyelesaikan masalah ini. Tentu saja si pemilih rumah dengan senang hati menyetujui usulan kedua pamanku.

Akhirnya kedua pamanku bergadang di rumahnya pak Bowo. Aku pun juga ikut bergadang karena penasaran hal apa lagi yang akan aku lihat. "Paman, kenapa harus begadang ?" Tanyaku.

"Ya buat berjaga-jaga, karena sesungguhnya ilmu santet akan berkurang kekuatannya kalau sampai di lihat oleh orang yang berada di rumah targetnya." Ujar paman Heru. " Udah kamu tidur aja sana udah malem " perintahnya.

"Gak mau, kalau kekuatannya berkurang apa sudah tidak berbahaya lagi paman ?"

"Meski kekuatannya sudah berkurang tapi tetap saja masih sangat berbahaya." Sahut paman Ilyas sambil mencecap Kopinya.

Jam menunjukan pukul 22.00. Kampung mulai sepi dan sunyi, tak ada aktifitas manusia yang terlihat hanya menyisakan suara alam dan udara dingin yang menusuk tulang. Kami hanya ngobrol di teras rumah pak Bowo sambil menikmati kopi dan cemilan yang di hidangkan sedari tadi.

Hampir tengah malam, rasa kantuk mulai menyerangku. Sekuat tenaga aku bertahan untuk tidak tertidur tapi rasa kantuk yang amat besar membuatku tumbang. Aku terlelap dalam pelukan dinginnya malam. Aku tersentak kaget karena pamanku menyenggol kakiku. Aku terbangun, kedua pamanku sudah berdiri sambil melihat langit. Aku penasaran dengan apa yang mereka lihat. Ku dongakkan kepalaku kelangit. Terlihat sebuah keris yang dilapisi kobaran api yang menyala-nyala terbang dilangit

"Banaspati ." Gumam paman Ilyas. Paman Heru mengangguk. Aku langsung berdiri di belakang kedua pamanku. Kedua pamanku jalan ke halaman rumah.
Paman heru duduk bersila dan merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada. Keris itu meluncur kearah kedua pamanku dengan cepat. Gak tau apa yang di lakukan paman Heru tapi ketika keris itu menghampiri paman Heru tiba-tiba "DUAARR " sesuatu meledak . Keris itu terjatuh dan menancap ketanah dengan asab yang masih mengepul.

Paman Ilyas menghampiri keris itu dan menyiramnya dengan sebotol air. "Csshh" sura keris terkena air, asab keluar semakin banyak lalu keris itu menghilang. Paman Ilyas mengambil keris itu dan memberikannya pada paman Heru. Dibungkusnya keris itu dengan kain berwarna putih lalu di letakkannya di tengah-tenah mereka. Tak berselang lama ada seseorang yang mengendarai motor sambil membawa gedebok pisang yang di bungkus kain putih menyerupai pocong.

Orang itu menjatuhkan gedebok pisang itu di depan rumah bak Bowo. Paman llyas ingin mengejar pengendara motor itu, namun di cegah oleh paman Heru. Gedebok pisang yang di jatuhkan tadi tiba-tiba berdiri dan berubah menjadi pocong yang tadi ada di kamarnya Habibi.

Kedua pamanku menghampiri pocong tersebut dan langsung mengambil ancang-ancang. Tanpa babibu pocong itu langsung terbang kearah pamanku dan menyerang mereka. Namun setiap serangannya berhasil di tangkis.

Paman Ilyas terjatuh. Pocong itu langsung menghampirinya dan berdiri tepat di depannya dan menyerangnya sepertinya paman Ilyas kewalahan. Aku sangat mengkhawatirkan pamanku. Aku membaca doa yang aku bisa untuk mendoakan pamanku.

Dengan sigap paman Heru menahan kepala pocong itu dan menancapkan tangannya keperut si pocong. Saat dia menarik keluar tangannya. Dari perut pocong itu terlihat keluar boneka yang terbuat dari batang pohon padi yang di ikat dengan tali. Seketika itu pocong berubah menjadi batang pohon pisang. "Hm ini akar masalahnya. Tolong ambilkan korek dan keris tadi dek !" Ujar paman Heru pada paman Ilyas.

Paman Ilyas mengambil korek dan keris tadi lalu memberikannya pada paman Heru. Aku penasaran aku pun mengahampiri mereka berdua. Sementara pak Bowo dan istrinya berdiri di teras. Paman Heru menyalakan api pada tumpukan sampah lalu membakar boneka dan keris itu. Terdengar teriakan dari dalam kobaran api tersebut dan anehnya keris yang terbuat dari besi ikut hilang tak tersisa. Setelah itu tidak ada lagi hal aneh yang terjadi.

Keadaan Habibi pun semakin membaik. Kedua pamanku pamit pulang mereka bilang Habibi akan segera sembuh.

Saat perjalanan pulang kami mendengar ibu-ibu bercerita tentang rumah seorang dukun didesa sebrang yang terbakar saat malam hari.

"Apa itu ulah kalian paman ? " tanyaku. Kedua pamanku hanya tersenyum. "Hari ini adalah hari yang melelahkan, aku mau tidur seharian " ujar paman Ilyas.

Pesan sponsor

Saatnya Bawa Mobil Cash

Saatnya work from home yuk?

Alhamdulillah saya bisa meraih mobil cash tanpa nyicil hanya dalam waktu 6 mingguan. Saya sudah siapkan program untuk anda juga bisa mendapatkannya dalam 6 bulan atau kurang atau uang kembali. Penasaran? KLIK DISINI

Yuk ikut saya gabung bisnis sinergy eco racing, cara termudah dan tercepat mendapatkan mobil idaman keluarga anda. KLIK www.otobest.id

Khabar gembira Eco Racing sudah buka cabang di Malaysia, Thailand, Philipines dan Brunei Darussalam. Jadilah yang pertama.

Baca dan pelajari baik2 sebelum gabung..

Anti Santet Sihir

Seputar pengobatan islam, santet, sihir dan gangguan jin baca2 https://ilmupengobatanislam.blogspot.com/

Terapi Sihir Ad-Dhiin

Akun instagram Terapi gangguan jin, syetan, sihir, santet, follow channel instagram https://www.instagram.com/pengobatansihir/

--------------------------------------

Wallahu A'lam

Sumber: https://www.facebook.com/adhin.busro

Demikian Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan. Semoga bermanfaat. Semoga kita semua terhindar dari mara bahaya. Rutinkan zikir pagi sore ya?

Bagikan Kisah Terkena Santet Banaspati Paling Mematikan ke teman yang lain.

Sukses




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kitab Penghancur Sihir Panduan Menghancurkan SIhir Santet Sampai Tuntas

Assalamualaikum wrwb. Perkenalkan saya Pendekar Langit dengan bangga mempersembahkan buku panduan dengan judul "Kitab Penghancur Sihir&...