Manusia yang Meminta Perlindungan Kepada Jin
Ada sebagian manusia yang sengaja atau tidak sengaja berlindung kepada jin. Misalnya ketika lewat suatu tempat yang menurutnya angker seseorang tersebut minta ijin dulu karena takut.
"Mbah numpang lewat mbah?"
Atau secara sadar minta perlindungan dan bantuan jin. Misalnya dukun, penyihir, paranormal, orang yang meminta jasa dukun.
Jangan sampai minta bantuan dan perlindungan jin ya? Nanti bisa syirik. Sementara dosa syirik tak terampuni.
Yuk simak artikel Manusia yang Meminta Perlindungan Kepada Jin. Tafsir QS Al Jin ayat 6
--------------------------------
Tafsir Ibnu Katsir๐ข
QS Al jin : 6
〰〰〰〰〰〰〰〰
Firman Allah Swt.:
{َูุฃََُّูู َูุงَู ุฑِุฌَุงٌู ู َِู ุงูุฅْูุณِ َูุนُูุฐَُูู ุจِุฑِุฌَุงٍู ู َِู ุงْูุฌِِّู َูุฒَุงุฏُُููู ْ ุฑًََููุง}
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6)
Yakni kami dahulu berpandangan bahwa diri kami lebih utama daripada manusia karena mereka sering meminta perlindungan kepada kami, bila mereka berada di sebuah lembah atau suatu tempat yang mengerikan seperti di hutan dan tempat-tempat lainnya yang angker.
Sebagaimana yang sudah menjadi kebiasaan orang-orang Arab di masa Jahiliah mereka; mereka meminta perlindungan kepada pemimpin jin di tempat mereka beristirahat agar mereka tidak diganggu olehnya.
Perihalnya sama dengan seseorang dari mereka bila memasuki kota musuh mereka di bawah jaminan perlindungan orang besar yang berpengaruh di kota tersebut. Ketikajin melihat bahwa manusia itu selalu meminta perlindungan kepada mereka karena takut kepada mereka, maka justru jin-jin itu makin membuatnya menjadi lebih takut, lebih ngeri, dan lebih kecut hatinya.
Dimaksudkan agar manusia itu tetap takut kepada mereka dan lebih banyak meminta perlindungan kepada mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6) Yaitu makin menambah manusia berdosa, dan jin pun sebaliknya makin bertambah berani kepada manusia.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari Ibrahim sehubungan dengan makna firman-Nya: maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6) Artinya, jin makin bertambah berani kepada manusia.
As-Saddi mengatakan bahwa dahulu bila seseorang melakukan perjalanan bersama keluarganya, dan di suatu tempat ia turun istirahat, maka ia mengatakan, "Aku berlindung kepada pemimpin jin lembah ini agar aku jangan diganggu atau hartaku atau anakku atau ternakku." Qatadah mengatakan bahwa apabila dia meminta perlindungan kepada jin selain dari Allah, maka jin makin menambah gangguannya kepada dia, dan membuatnya makin merasa takut.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id alias Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu Jarir, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Az-Zubair ibnul Kharit, dari Ikrimah yang mengatakan bahwa dahulu jin takut kepada manusia, sebagaimana sekarang manusia takut kepada jin, atau bahkan lebih parah dari itu.
Dan tersebutlah bahwa pada mulanya apabila manusia turun istirahat di suatu tempat, maka jin yang menghuni tempat ini bubar melarikan diri. Tetapi pemimpin manusia mengatakan, "Kita meminta perlindungan kepada pemimpin jin penghuni lembah ini." Maka jin berkata, "Kita lihat manusia takut kepada kita, sebagaimana kita juga takut kepada mereka." Akhirnya jin mendekati manusia dan menimpakan kepada mereka penyakit kesurupan dan penyakit gila. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya:
{َูุฃََُّูู َูุงَู ุฑِุฌَุงٌู ู َِู ุงูุฅْูุณِ َูุนُูุฐَُูู ุจِุฑِุฌَุงٍู ู َِู ุงْูุฌِِّู َูุฒَุงุฏُُููู ْ ุฑًََููุง}
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6)
Yakni dosa. Abul Aliyah dan Ar-Rabi' serta Zaid ibnu Aslam telah mengatakan sehubungan dengan makna rahaqa, bahwa artinya takut.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (Al-Jin: 6) Rahaqan artinya dosa. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah.
Menurut Mujahid, rahaqan artinya kekufuran dan kedurhakaan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Farwah ibnul Migra Al-Kindi, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim ibnu Malik Al-Muzani, dari Abdur Rahman ibnu Ishaq, dari ayahnya, dari Kirdam ibnus Sa-ib Al-Ansari yang mengatakan bahwa ia keluar bersama ayahnya dari Madinah untuk suatu keperluan.
Demikian itu terjadi di saat berita Rasulullah Saw. di Mekah tersiar. Maka malam hari memaksa kami untuk menginap di tempat seorang penggembala ternak kambing. Dan ketika tengah malam tiba, datanglah seekor serigala, lalu membawa lari seekor anak kambing, maka si penggembala melompat dan berkata, "Hai penghuni lembah ini, tolonglah aku!" Maka terdengariah suara seruan yang tidak kami lihat siapa dia, mengatakan,
"Hai Sarhan (nama serigala itu), lepaskanlah anak kambing itu!" Maka anak kambing itu bergabung kembali dengan kumpulan ternak dengan berlari tanpa mengalami luka apa pun. Dan Allah Swt. menurunkan kepada Rasul-Nya di Mekah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosadan kesalahan. (Al-Jin: 6)
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah diriwayatkan dari Ubaid ibnu Umair, Mujahid, Abul Aliyah, Al-Hasan, Sa'id ibnu Jubair, dan Ibrahim An-Nakha'i hal yang semisal.
Barangkali serigala yang mengambil anak kambing itu adalah jelmaan jin untuk menakut-nakuti manusia agar manusia takut kepadanya, kemudian ia mengembalikan anak kambing itu ketika manusia meminta tolong dan memohon perlindungan kepadanya, hingga manusia itu menjadi sesat, dihinakan oleh jin dan mengeluarkannya dari agamanya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
〰〰〰〰〰〰〰〰
๐ Join Telegram : t.me/bentengghaib
Wallaahu A'lam
----------------------------
Pesan sponsor
Ribuan Kontak Whatsapp (WA)
Cara mendapatkan Ribuan Kontak Whatsapp (WA) dengan mudah, plus belajar WA Marketing gratis. Gabung grupnya klik: https://chat.whatsapp.com/C1KMUDpEqOFKFO6dt7QrUW
Saatnya Bawa Mobil Cash
Saatnya work from home yuk?
Alhamdulillah saya bisa meraih mobil cash tanpa nyicil hanya dalam waktu 6 mingguan. Saya sudah siapkan program untuk anda juga bisa mendapatkannya dalam 6 bulan atau kurang atau uang kembali. Penasaran? KLIK DISINI
Yuk ikut saya gabung bisnis sinergy eco racing, cara termudah dan tercepat mendapatkan mobil idaman keluarga anda. KLIK www.otobest.id
Khabar gembira Eco Racing sudah buka cabang di Malaysia, Thailand, Philipines dan Brunei Darussalam. Jadilah yang pertama.
Baca dan pelajari baik2 sebelum gabung..
Anti Santet Sihir
Seputar pengobatan islam, santet, sihir dan gangguan jin baca2 https://ilmupengobatanislam.blogspot.com/
Akun instagram Terapi gangguan jin, syetan, sihir, santet, follow channel instagram https://www.instagram.com/pengobatansihir/
Fanspage Facebook seputar terapi gangguan jin www.facebook.com/adhin.busro
-----------------------
Artikel Tambahan
@Menutup Pintu Masuknya Pengaruh Syetan dengan Mengikis Kesombongan @
Bismillahirrahmanirrahim.
Jin, dulu mrpkn makhluq ilahi yg rajin ibadah kpd Allah Ta'ala. Lalu, ketika Allah menyampaikan perintah Nya utk sujud ke Adam, ia pun membangkang dg sombongnya. Allah Ta'ala berfirman;
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir “ (QS. Al Baqarah:34)
ia Iblis bersikap sombong , dalam artian menolak Haq dan menghina manusia, Bathorulhaqi, wagomthun nas . (Hr.Musmim dalam shahihnya)
Kesombongan Iblis menolak perintah Ilahi berkonsekwensi menerima laknat Ilahi. Ini tentu berimbas dendam kesumat yg abadi kepada manusia. Karena itu, Iblis dan syetan akan selalu menebarkan penyakit sombongnya tsb kpd manusia. Dg adanya kesombongan dari manusia, maka pintu masuk bagi syetan ke tubuh manusia akan terbuka lebar utk merasuki akal pikiran dan jiwanya.
Terkait dg hal tsb, maka salah satu cara utk menutup lubang2 bagi masuknya syetan jin tiada lain yakni, mengikis rasa sombong yg mungkin msh tersisa dlm diri kita.
Kesombongan iblis terbagi dua. Pertama menolak perintah Ilahi, semisal yg dilakukan Fir'aon.
“Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir’aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia, (dengan berkata): “Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu, dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata.” [Ad-Dhukhan 17-19]
Ibnu Katsir menjelaskan tentang tafsir firman Allah :
“dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah.” Yakni: Janganlah kalian sombong dari mengikuti ayat-ayat-Nya dan melaksanakan hujah-hujah-Nya serta mengimani bukti-bukti-Nya.
Dan yg kedua ,menghina manusia dg alasan bahwa ia merasa lbh unggul dibanding manusia. Dalam Firman-Nya di tegaskan;
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” (QS. Luqman:18)
Perlu ada upaya muhasabah yg sungguh sungguh utk menutup lubang bagi masuknya pengaruh syetan jin. Yg pertama, masih adakah perintah Allah yg masih kita remehkan? Dan yg kedua, masih adakah perasaan diri lbh berderajat di banding orang lain hingga memandang orang lain itu kecil dan tak penting????
Perasaan sombong , sbg pintu masuknya pengaruh syetan jin, bisa jadi terkait dg kelebihan kita. Yg paling dekat misalnya, apakah kita merasa lbh Mulya di banding pembantu kita sehingga kita tak memandang lg pembantu sbg manusia? Lalu dg seenak dewek memperbudaknya?
Untuk menutup pintu masuknya pengaruh syetan jin, maka tak ada lain selain kita mesti mengubah sifat sombong dg sikap tawadhu ( rendah hati).Sikap ini merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah terangkan dalam firman-Nya,
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan: 63)
Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda;
‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR Muslim no. 2865).
Wallahu'alam
Referensi sumber:
https://m.facebook.com
https://www.facebook.com/permalink
Demikian artikel Manusia yang Meminta Perlindungan Kepada Jin. Semoga mencerahkan. Bagikan artikel Manusia yang Meminta Perlindungan Kepada Jin ke teman yang lain ya?
Semoga sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar