Memang kadang lucu sih? Misalnya sebuah rumah tangga yang sudah 3 kali sellau keguguran. padahal sudah ke dokter dan rumah sakit tercanggih dan menghabiskan uang ratusan juta, namun tetap saja keguguran. Kemudian dibantu oleh roqi. Yuk simak Resiko Tinggi Peruqyah yang Tidak Mentarif Jasa Layanannya.
Resiko Tinggi Peruqyah yang Tidak Mentarif Jasa Layanannya
Saya ulangi lagi ya?
Memang kadang lucu sih? Misalnya sebuah rumah tangga yang sudah 3 kali sellau keguguran. padahal sudah ke dokter dan rumah sakit tercanggih dan menghabiskan uang ratusan juta, namun tetap saja keguguran. Dan sekarang sudah 5 tahun istri tidak juga hamil. Sungguh ujian yang berat.
lalu pasangan tersebut mencoba ruqyah dan dibantu oleh roqi. Sang roqi hanya di amplopi 50.000 plus teh anget. Biidznillah 3 bulan kemudian pasangan tersebut hamil lagi. 9 bulan kemudian lahir bayi lucu dengan selamat.
Kadang pasangan tersebut ingat sang peruqyah dan mengucapkan terimakasih sambil mengirim oleh2 seala kadarnya. Kadang malah tidak ingat.
Padahal dulu pasangan tersbeut sudah mau mengeluarkan ratusan juta untuk sebuah kegagalan. Dan sekarang sang roqi yang sudah menjadi asbab kebahagiaan tidak mendapat bagian yang wajar.
nasiiiib nasib.. hehe
Yuk simak Resiko Tinggi Peruqyah yang Tidak Mentarif Jasa Layanannya.
----------------------------------------------
Sang Peruqyah Tidak Mentarif Memiliki Resiko Tinggi Jasanya Tidak Diberikan Upah Yang Layak Dikarenakan :
Oleh: ✍️Perdana Akhmad Rohimahullah
a. Sifat dasar manusia "mau gratisan, murah dan pelayanan terbaik". Maka yg ekstrim peruqyah akan diberi 2T "trimakasih-trimakasih" (Banyak kasusnya) , Peruqyah diberi upah minimal Rp. 50.000
bahkan ada yang kurang dari itu malah disamakan dengan upah tukang urut (bahkan tukang urut di pijat refleksi upahnya bisa sampai Rp. 100.000,00) juga banyak kasusnya walaupun meruqyah berjam-jam lamanya .
b. Dapat Pasien kikir dan pelit. Kekayaan tidak menjamin pasien itu royal memberikan upah layak bagi peruqyah. Orang sakit dan gangguan biasanya mudah dipengaruhi setan.
Setan akan membisiki agar tidak memberi upah layak hingga akhirnya walau pasien seorang miliarder akan memberikan upah sangat tidak layak pada peruqyah.
c. Pasien menganggap peruqyah ikhlasnya tinggi maka mereka tidak punya beban untuk menghargai jasa peruqyah hingga memberikan upah sekedarnya saja.
d. Terapi ruqyah dianggap solusi terakhir. Hingga setelah pasien habis habisan uangnya diporotin dukun, berobat kedokter dan jatuh miskin maka baru ke pengobatan ruqyah. Akhirnya upah yang diterima sangat tidak layak sebab pasien sudah tidak punya uang banyak lagi.
e. Terapi Ruqyah dianggap tidak elite dan kampungan. Mereka tidak menghargai nya karena "cuma komat kamit baca ruqyah saja" berbeda dengan misalnya terapi hipnotis yg bahkan sekali sesi bisa jutaan rupiah, terapi Psikiater yang konsultasi saja permenit ratusan ribu rupiah, terapi dokter yg hanya 10 menitan periksa harus bayar ratusan ribu rupiah.
Apalagi perdukunan yg syaratnya banyak juga mahal mahal bahkan sampai puluhan juta rupiah.
f. Peruqyah termakan tahdziran bahwa ruqyah itu jangan mengharap upah. Mereka ini yg mentahdzir tidak memahami dengan baik bahwa Abu Saud Al Khudri meminta upah kambing sekali meruqyah (nilai harga kambing sekarang Rp. 2.000.000) padahal meminta upah itu ada sunnahnya.
g. Ruqyah tidak boleh dijadikan propesi. Ini tahdziran paling sering diterima. Terapi ruqyah bukan sekedar baca mantra tetapi banyak sekali tehnik yang harus dikuasai dan keahlian memecahkan satu kasus. Hanya mereka yang banyak meruqyahkah yg sesungguhnya punya banyak pengalaman dalam artian harus propesinya peruqyah.
Jika ada tambahan lain silahkan diisi dikolom komentar.
Saya hanya mengajak kaum muslimin menghargai jasa seorang peruqyah karena Allah. Mereka tulus berdoa kepada Allah meminta kesembuhan atas penyakit pasiennya.
Mereka rela hilang waktu berjam jam untuk mendengarkan anda curhat, menuntun anda tazkiyatun Nafs, bertobat dan anda diruqyah.
Peruqyah itu spesial, tidak setiap orang mau jadi peruqyah sebab resikonya sangat tinggi apalagi saat berhadapan dengan sihir.
Dengan menghargai jasa mereka dan memberi penghargaan yg spesial juga maka anda sudah menghargai kalamullah yg dibaca peruqyah.
Wallahu a'lam..
Referensi sumber:
https://www.facebook.com/abah.roqi?
Demikian artikel Resiko Tinggi Peruqyah yang Tidak Mentarif Jasa Layanannya. Semoga bermanfaat. Share Resiko Tinggi Peruqyah yang Tidak Mentarif Jasa Layanannya ini ke teman anda ya?
Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar