Reminder: Blog ini berisi iklan pihak ke 3, yang tidak terkait dengan konten

Kaitan antara Jasad, Jiwa, Ruh & Gangguan Syetan

Ada bahasan yang menarik untuk disimak yakni kaitan antara jasad, jiwa, ruh dan gangguan syetan. Semuanya saling terkait. Jika jiwa lemah maka jasad akan jadi makanan syetan demikian sebaliknya. Oleh karena itu cara membentengi dari ganggun syetan adalah sucikan jiwa kita.


Kaitan Antara Jasad, Jiwa, Ruh dan Ganggua Syetan

Langsung saja simak sebuah tulisan yang mencerahkan. Saya copas dari grup wa ruqyah. Kalau tidak salah tulisan dari Ustadz Nuruddin Al Indunessy.

Semoga bermanfaat.

--------------------

Bismillah

Pada Kajian kali ini kita akan membahas Benteng Gaib,melanjutkan materi yg sebelumnya.

Dan menjawaba pada satu pertanyaan yg sering di lontarkan kepada Para peruqyah.

“Bagaimana cara pasien yang sudah berkali kali diruqyah, namun jin nya keluar masuk dan tetap bandel?”

Kita ketahui bahwa manusia terdiri dari Jasad, Ruh dan Jiwa.

Atau lebih sederhana lagi terdiri dari dua hal yang saling melengkapi dan berkebutuhan, yaitu ruh dan jasad. Materi dan Imateri, dimana jasad ini sifatnya materi atau terlihat dan imateri ini tidak terlihat atau bersifat ghoib.

Seorang mukmin, sejak awal memasuki agama islam dikondisikan untuk mengimani alam yang ghoib ini sebagai 'dunia lain' dari dunia yang kita lihat dan raba.

Alhamdulillah, Allah dan Rasullnya telah membimbing dan menunjuki alam yang tidak kita lihat ini. Allah membantu manusia untuk beriman dengan penjelasan nyata tentang rukun iman selepas rukun islam yang disebabkan oleh manusia butuh ini.

Iman kepada perkara ghoib ini akan mengantar manusia untuk memperjuangkan kebutuhan ruhaninya yang sering terabaikan.

AAAAA


Adalah hal yang mengagumkan, ketika manusia melalaikan hal ini.

maka Allah akan memberikan petunjuk arah kepada jasad. Allah memberi alarm yang nyata berupa sakitnya jasad ketika qalbu manusia sakit. Atau ketika jiwa itu lapar, butuh energi untuk menguatkan pertahanan dari musuh-musuhnya yaitu syaitan dikalangan bangsa jin.

Jiwa seperti jasad, ia butuh makanan. Ketika energi suply untuk jiwa melemah, maka tentu kinerjanya sebagai cahaya yang menjadi pusat pengaruh kehidupan yang Allah titipkan berupa fitrah itu akan melemah dan padam. 

Ketika ia padam, maka kejahatan kejahatan akan meliputinya. Dan mengagumkan, bahwa kerusakan dalam qalbu itu Allah beritahukan tanda-tanda mulai kerusakan pada salah satu organ tubuh manusia.

Sakit yang tidak ada obatnya dalam bentuk materi sehingga tidak bisa didapat dirumah sakit.

“Saat tepat medis mengatakan bahwa suatu penyakit tidak ada obatnya, maka sebenarnya Al Qur'an adalah obatnya”

Berawal dari perjalanan spiritual mencari pengobatan, biasanya manusia akan berhenti di ruqyah syariyyah atau teraphy al Qur'an. Dengan satu kali ruqyah biasanya ada perubahan hingga 60% dan manusia akan mendatangi peruqyah itu lagi di keesokan harinya, 2, 3, 4, 5 hingga 7 kali biasanya ia akan bosan dan mencari peruqyah lain. Atau jika ia tidak bosan, maka peruqyah itu akan melakukannya untuk meruqyah diri sendiri atau angkat tangan.

Disini jiwa yang lemah itu terus terlunta, kadang ia kembali ke pengobatan instan dari wali-wali syaitan. Inilah yang menjadi referensi kami, yayasan makanya RehabHati terus bergerak mengadakan pelatihan ruqyah bahkan mengkader pelatih-pelatih ruqyah yang berakidah salaful ummah.

Dimana salah satu metode yang dituliskan dalam konsep awal adalah tazkiyyah dan nafs yang belakangan akan berbuah jiwa yang istiqamah.

Buah dari tazkiyyah adalah jiwa yang istiqamah.

Jiwa yang istiqamah akan menghalangi berbagai rintangan, ia akan menopang jasad untuk menuju cahaya yang ia temui hingga bertemu Rabbnya di Jannah.

Inilah tugas para nabi, bahkan seluruh nabi dan Rasul. Allah azza wa jalla menyinggung tentang pentingnya tazkiyyah an nafs ini dalam surat Asy Syam ayat 7-8 dan 9 yang pada intinya seluruh manusia itu diciptakan dengan dua potensi; yaitu potensi “fujur” dan “taqwa”. Allah mengilhamkan pada jiwa manusia kefasikan dan ketaqwaan. Diayat 10 surah Asy Syam Allah menyatakan “Merugilah orang yang mengotori jiwanya”.

Qalbu yang sesuai dengan fitrahnya akan membuat jasad dan ruh itu selamat di dunia dan akhirat. Sementara qalbu yang dipenuhi kegelapan;

satu dosa satu titik gelap. Bagaikan segelas air yang diisi satu titik tinta hitam, ia akan menyebar dan membuat udara itu keruh dan seterusnya. Jika kita ingin mengembalikan air itu, maka yang harus dilakukan adalah memasukan tetes demi tetes air yang bening sehinga ia kembali bening

Tazkiyyah dan Nafs pun, ia menyucikan jiwa demikian hingga ia menemukan kekuatannya. Sayang para raqi hanya menyuruh pasien bertaubat [istighfar] tanpa menjelaskan dosa apa sajakah yang harus ditaubati, apa saja dampak negatif dari dosa dan bagaimana gambaran penguasaan syaitan pada qalbu yang kotor tersebut?

Syaitan adalah mahluk yang kotor, ia menyukai sesuatu yang kotor-kotor. Semakin banyak dosa semakin besar dan megah rumah syaitan dalam jiwa manusia; Syirik, Riba dan dosa besar lain, Hasad, Maksiat, Bid'ah, Hubuddunya.

Ketika manusia syirik maka Allah meninggalkannya, ketika sumber cahaya itu pergi maka pengaruh yang muncul jelas kegelapan.

Maksiat dan dosa besar adalah pengundang murka Allah, sebuah kejahatan yang dilakukan jiwa-raga manusia yang berimbas langsung pada keyakinan seorang hamba pada Rabbnya.

Hasad adalah karena dilaknatnya iblis dari syurga dan dengan sifat inilah dia menggelincirkah hampir keseluruhan manusia.

Bid'ah adalah hal yang, iblis melebihkan dosa besar, ritual sia-sia yang pelakunya sedang dalam padahal ia bermaksiat kepada Rasul sholallahu alaiyhi wassalam [menganggap rasul tidak selesai dalam menyampaikan risalahnya].

Dan ambisi pada dunia membuat manusia teggelam di lembah sihir dunia, setiap hari semakin menjauh kepada Rabbnya. Dan, Allah tidak menjadikan al Qur'an ini manfaat kepada mereka yang belum beriman pada kehidupan akhirat ..

Ketika manusia melakukan dosa, maka satu langkah ia menjauh dari Allah dan Allah pun menjauhinya. Dengan demikian jiwanya mulai gelap dan tidak terarah. Ada satu sudut ruangan di hatinya yang gelap, ketika dosa kedua dilakukan maka sudut kedua menjadi gelap [tanpa lampu] dan seterusnya sesuai kadar-kadar dosa yang ia lakukan. Dan malapetaka lah jika ia melakukan kesyirikan, karena Allah meninggalkannya dan seluruh ruangan itu gelap gulita. Dan syaitan berlomba-lomba mengambil jiwanya ..

Jadi ketika manusia ingin kembali mendapat rahmat Allah [salah satunya adalah kesembuhan], atau dalam hal ini penjagaan Allah dari musuhnya yaitu syaitan dibangsa jin maka tidak lain tidak harus menggunakan kembali ruangan-ruangan itu. Hingga setiap sudut menjadi terang dan nyaman sehingga rahmat Allah datang kembali dan syaitan pergi. 

Karena sudut-sudut gelap itu tidak lain adalah pintu masuk syaitan. Ketika syaitan sudah masuk, maka ia akan mengacak-ngacak dan memadamkan cahaya diruang lain [syaitan akan mengajak manusia melakukkan dosa lebih banyak dan sedikit masukkan]. Bagaimana Rahmat Allah ini dijemput setelah kita puas bermaksiat dan tubuh itu menjadi lelah?

Sederhana; hancurkan rumah itu, buat pondasi yang kokoh dan bangung rumah baru diatasnya.

Hancurkan pemahaman lama dengan aqidah yang murni dan tauhid yang benar agar energi iman itu kemudian muncul lagi, menyeruak, menguatkan jasad kita untuk mampu berdiri dan bersujud dalam rangka menunaikan ketaatan kepada Allah. Setelah itu barulah cari amalan-amalan sunnah sebagai tambahan untuk menenangkan jiwa yang baru tegap dan melangkah ini,

satu sunnah satu benteng ghaib untuk syaitan.

Bagaimana kalau sudah dzikir namun masih ada syaitan yang masuk dan menguasai jiwa bahkan menyakiti jasad?

Jawabannya ada tiga, catatlah dengan tinta emas karena ini akan menjadi bekal dalam perjalanan kedepan nanti:

1. Allah belum ridho kepadamu, hingga ia izinkan syaitan itu masuk dan menguasai.

Ingat, tidak ada upaya yang sia-sia apalagi dalam sebuah do'a namun butuh proses untuk menggapai rahmat Allah yang maha tinggi. Maka taatilah Allah dan Rasulnya, lalu musuhilah seluruh musuh-musuhnya dan bersabarlah! “Karena sabar adalah obat yang paling manjur, senjata yang tidak pernah tumpul dan pasukan yang tak pernah mundur !!!”

2. Perbaiki strategi dalam ruqyah mandiri.

Ingat bahwa ruqyah itu adalah metode pengobatan dengan dzikir yang salah satunya adalah dengan membacakan al Qur'an. Sementara dzikir ini adalah amalan sunnah, ia tidak akan bermanfaat saat yang wajib belum ditunaikan. Dan yang wajib itu tidak syah tanpa dilandasi aqidah dan tauhid yang murni.

3. Perisai langit.

Al Qur'an ini memiliki sunnatullah untuk menyembuhkan, melintasi udara yang mengembas api api. Jika Al Qur'an tidak sesuai sunatullahnya maka lihatlah, barangkali qalbunya belum kembali pada fitrah atau ada penghalang yang membuat al qur'an itu tertambat ditelinga dan tidak sampai di qalbu. Atau, ada penghalang antara hamba dengan rabbnya sehingga doa itu tidak dibatalkan kelangit. Hancurkan perisainya…

Read again point dua diatas karena itu adalah kesimpulannya. Jika syaitan itu datang dan diundang tanpa diundang, maka sengajalah jiwa kita mengimani bahwa sunnatullah mereka diciptakan itu memang seperti itu. Hanya saja cari tahu berlayar.

Sebabnya adalah 1; Runtuhnya Benteng Ghaib, atau memang tidak ada benteng sama sekali. Maka bangunlah benteng ghaib tersebut dengan membangun ritual sunnah, semakin banyak semakin kuat. Namun, ritual sunnah setelah menunaikan yang wajib bukti sebagai ketaatan berdasarkan aqidah .

Allahuakbar!

Wallaahu A'lam


Sumber:

Grup dan channel pengobatan islam yang saya ikuti

Google

dll


Demikian kaitan antara jasad, jiwa, ruh dan gangguan syetan, semoga mencerahkan. Share ke teman anda yang lain ya?

Sukses



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kitab Penghancur Sihir Panduan Menghancurkan SIhir Santet Sampai Tuntas

Assalamualaikum wrwb. Perkenalkan saya Pendekar Langit dengan bangga mempersembahkan buku panduan dengan judul "Kitab Penghancur Sihir&...