Berikut ini ada kisah nyata menarik konflik dukun dengan seorang ustadz bagian 2. Yuk simak Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2. Jangan lupa baca juga bagian 1 ya? Semoga bermanfaat dan mencerahkan.
Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2
Sebelum membaca Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2, alangkah baikya juga dibaca bagian 1 dalam link dibawah ini
Berikut Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2 yang saya ambil dari sumber https://www.facebook.com/ikmal.saputra/posts/5162403750448884
---------------------------------
Konflik Dukun [Kisah Nyata] - (Part 3)
"Jika dia tidak meminta maaf, saya khawatir murid-murid saya akan membuat dia celaka."
"Apa antum yakin untuk membuat janji temu dengan abah malam ini.?" Ucapnya.
____________
Sebelum membaca (Part 3) ini, silakan ke (Part 1) dan (Part 2) terlebih dahulu agar mengetahui dengan lengkap alur ceritanya.
Berikut kisah lanjutannya..
____________
هَلۡ أُنَبِّئُكُمۡ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ ٱلشَّيَٰطِينُ * تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٖ
"Maukah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun? Mereka (setan) turun kepada setiap pendusta yang banyak berdosa,"
[QS. Asy-Syu'ara: 221-222]
Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani berkata:
وَمَنْ كُشِفَ لَهُ عَمَّا يَفْعَلَهُ النَّاسُ فِيْ قُعُوْرِ بُيُوْتِهِمْ فَهُوَ كَشْفٌ شَيْطَانِيٌّ يَجِبُ عَلَيْهِ التَّوْبَةُ مِنْهُ فَوْرًا
“Barangsiapa yang tersingkap baginya ilmu penerawangan, sehingga bisa melihat apa yang dikerjakan manusia di dalam rumah-rumah mereka, yang demikian itu termasuk kemampuan yang timbul dari syetan. Maka wajib baginya untuk bertaubat dengan segera.” [Al-Minah As-Saniyah]
____________
Ahmad: "Abah memberikan pesan khusus ke Rudi.
____________
Abah: "Sampaikan kepada Raihan (nama samaran "saya") agar dia segera datang kemari meminta maaf. Saya khawatir jika ia tidak segera meminta maaf, murid-murid saya akan membuat ia celaka, terutama murid-murid saya dari kalangan jin yang tak kasat mata.
Mereka sulit saya kendalikan, khawatir murid tak kasat mata itu membuat dia kecelakaan atau semacamnya, lalu pulang mengabarkan kepada saya hasil kerjanya. Saya tidak bisa mencegah itu."
Rudi: "Abah, saya tidak akrab dengan Raihan, apa boleh saya sampaikan pesan ini lewat Ahmad?"
Abah: "Boleh silakan."
____________
AAAAA
Ahmad: "Demi keselamatan antum dan keluarga antum. Saya mohon antum segera datang dan minta maaf ke beliau. Karena pengalaman yang lalu lalu, jika ada yang berani menentang Abah, pasti dia langsung mendapat musibah.
Dan seandainya hal buruk terjadi kepada antum, saya orang pertama yang pasti merasa paling bersalah."
. . . Saya terdiam sejenak berpikir
Saya: "Jika saya meminta maaf, bukankah artinya saya membenarkan posisi Abah dan saya menarik ucapan saya yang menilai beliau sebagai terduga dukun."
Ahmad: "Terlepas antum atau Abah yang benar. Ini soal keselamatan antum dan keluarga. Ini soal keselamatan kalian."
Saya: "Jika saya datang ke rumah Abah untuk berdiskusi tentang pemahaman saya, tentang kenapa saya menilai beliau menyimpang, saya bersedia. Tapi jika kang Ahmad minta saya datang kesana untuk meminta maaf dan menarik ucapan saya, mohon maaf sekali saya tidak bisa. Ini amanah dakwah dan saya tidak bisa mengkhianati itu."
Ahmad: "Lalu bagaimana dengan keselamatan antum dan keluarga antum nanti?"
Saya: "Biarkan Allah yang menjaga saya dan keluarga saya. .. "
Ahmad seperti tersentak mendengar ucapan saya tersebut..
Suasana pun seketika sunyi. Kesunyian yang perlahan menenangkan kekhawatiran didalam hati..
Saya: "Kang Ahmad ingat cerita Murid Abah yang datang bertamu bersama istrinya. Lalu istrinya kaget melihat wajah Abah yang berubah sangat tua dengan janggut putihnya yang panjang?"
Ahmad: "Ingat, katanya memang wajah Abah yang asli tidak ditampakkan dihadapan sembarang orang. Dan katanya umur Abah pun sebenarnya sudah ratusan tahun."
Saya: "Kata siapa?"
Ahmad: "Kata Abah langsung, saya pernah dengar beliau bicara demikian. Bahkan nama asli Abah juga tidak ada yang tahu."
Saya: "Semua hanya tipu daya jin dan setan, kang. Saya menduga wajah kakek berjenggot putih yang dilihat itu adalah jin yang selama ini mendampingi Abah, jin yang umurnya ratusan tahun. Jin yang tidak diketahui nama aslinya, Jin yang selama ini menggerakkan foto Abah di rumah murid-murid nya."
Ahmad: "Hush, berani sekali antum menuduh seperti itu."
Saya: "Itu hanya dugaan kuat saya, bisa benar bisa juga salah. Terutama Abah juga pernah bilang bahwa beliau bisa reinkarnasi kan? Beliau sudah 3x wafat dan saat ini ada di jasad ke 4 nya. Stock nyawa beliau ada 7 kalau tidak salah."
Ahmad: "Loh, bagaimana antum bisa tahu? Hanya murid-murid senior yang tahu rahasia Abah yang satu itu."
Saya: "Menurut saya beliau tidak bereinkarnasi, tapi jin itu yang berpindah dari satu orang ke orang yang lain. Membisikkan setiap gerak geriknya seakan ia adalah orang yang sama dari jasad sebelumnya. Seperti parasit yang menempel ke inang baru saat inang sebelumnya telah mati.
Lagi pula dalam Islam tidak ada keyakinan reinkarnasi kecuali saat semuanya dibangkitkan pasca kiamat datang."
Ahmad: "Tunggu tunggu.. Hati-hati antum kalau bicara. Apa antum punya bukti untuk semua tuduhan ini?"
Saya: "Buktinya adalah karena beliau bisa berkomunikasi dengan jin. Beliau bahkan membuat waktu khusus untuk perguruan murid jin nya.
Tidak ada manusia biasa (selain Nabi) yang bisa melihat apalagi berkomunikasi dengan jin dalam wujud asli ghaibnya kecuali karena ditubuh orang tersebut juga ada jin nya, baik disadari atau tidak ia sadari."
Ahmad: "Berarti anak indigo?"
Saya: "Ya silakan akang simpulkan sendiri. Kalau dilanjutkan nanti saya bisa diserang anak indigo juga. Urusan Abah saja belum selesai."
Ahmad: "Hmm.. Begitu ya."
Saya: "Ditambah lagi Abah bisa menerawang kan? Bisa mengetahui penyakit seseorang hanya dengan melihat orangnya. Atau bisa mengetahui sesuatu yang terjadi ditempat lain dengan keilmuannya."
Ahmad: "Iya, benar."
Saya: "Dalam Islam ilmu penerawangan juga datang dari syetan. Kecuali khusus bagi orang ahlu takwa yang diberikan ilham oleh Allah atau diberikan karamah yang mana itu tak bisa dilakukan sesuka hati orang itu dan tidak bisa dipelajari."
Ahmad: "Nanti akan kembali pada keyakinan antum bahwa Abah bukan wali ya."
Saya: "Iya, saya yakin beliau bukan wali karena bermasalah shalatnya. Sehingga tidak mungkin mendapatkan karamah semacam itu."
Ahmad: "iya saya paham."
Saya: "Jadi bagaimana? Saya sudah jelaskan semuanya ke kang ahmad. Apakah sekarang kang Ahmad sepakat dengan saya?"
Ahmad: "Sejujurnya saya masih ragu. Karena selama ini informasi yang saya dapatkan kan hanya dari sisi antum saja. Sampai saat ini belum ada satu kalimat pun keluar dari lisan Abah sebagai pembelaan argumen atau penjelasan atas tuduhan antum tersebut. Tidak fair rasanya kalau saya menyimpulkan sekarang."
Saya: "Cara berpikir kang ahmad cukup masuk akal menurut saya."
Ahmad: "Tapi saya ingat dulu Abah pernah bilang 'Kalau ada yang bilang saya bekerjasama dengan jin, itu bohong. Justru jin jin itu berguru dengan saya, mereka jadi murid saya."
Saya: "17 tahun akang berguru dengan beliau, apakah pernah lihat kondisi dimana Abah sedang mengajar murid-murid jin nya?"
Ahmad: "Tidak"
Saya: "Berarti tidak ada buktinya? Kenapa giliran saya yang baru membuat pernyataan akang langsung minta bukti. Sedang beliau yang sudah 17 tahun dengan akang akang bahkan tidak pernah bertanya apa buktinya dan langsung percaya."
Ahmad pun terdiam . . .
. . . Suasana kembali hening
Ahmad: "Bagaimana jika saya pertemukan antum dan Abah dalam forum diskusi?"
Saya: "Maksudnya?"
Ahmad: "Kita bertamu ke rumah Abah, bukan untuk meminta maaf. Tapi untuk menjelaskan kenapa antum menilai perguruan Abah menyimpang. Jadi semua saling terbuka dengan kepala dingin.
Tadi antum bilang kalau tujuannya untuk berdiskusi, antum bersedia bukan."
Saya: "Tapi apakah aman kang? Murid Abah kan banyak sekali, di Tangerang, Jakarta, Lampung, Cirebon, belum lagi para jin nya. Saya husnudzan abah tidak akan berbuat buruk kepada saya, tapi murid-murid nya dengan berbagai karakter, kita tidak tahu."
Ahmad: "Kan saya juga ikut."
Saya: "Kalau saya di apa apakan kang Ahmad siap melindungi berarti?"
Ahmad: "Ya tergantung kondisinya juga."
Saya: "Hadeh.. Masalahnya begini. Jika saya kalah dalam diskusi itu karena keterbatasan ilmu saya, para muridnya akan semakin menekan saya untuk mengakui kebenaran ajaran Abah.
Dan jika saya menang, keselamatan saya justru semakin terancam oleh amarah murid-murid nya."
Ahmad: "Bukankah sekarang keselamatan antum memang sudah terancam? Saya pikir lebih baik dituntaskan sekalian.
Siapa tahu jika kalian diskusi kalian menemukan titik temu untuk saling berlapang dada. Atau bisa juga ini jadi jalan hidayah untuk Abah dan murid-murid nya jika yang antum sampaikan benar."
Saya: "Betul juga sih. Hmm..
. . . Saya pun diam berpikir
Saya: "Baik kalau begitu saya bersedia."
Ahmad: "Seriusan?"
Saya: "Iya, tapi saya hubungi istri saya dulu ya."
Ahmad: "Silakan. Jika sudah, nanti saya akan menghubungi abah untuk membuat janji temu."
AAAAA
__________________
Saya pun menghubungi istri dan menjelaskan situasi yang terjadi...
Istri: "aa yakin? Karena menurut aku sepertinya terlalu beresiko."
Saya: "Iya, tapi kita juga ga bisa lari dari masalah ini."
Istri: "Kalaupun aa berhasil memojokkan Abah saat diskusi nanti, atau seandainya aa yang terpojokkan, hasil dari keduanya tetap membahayakan aa bukan?"
Saya: "Iya, tapi kalau aa engga melakukan itu, aa tetap dituntut untuk meminta maaf dan dihantui oleh rasa takut."
Istri: "Semua nya sama sama berat ya."
Saya: "Jika nyari aman aa bisa saja meminta maaf, tapi masalah tidak akan selesai. Karna permohonan maaf aa bisa jadi senjata Abah untuk meyakinkan murid-muridnya bahwa perguruan beliau ada di jalan yang benar."
Istri: "Masalahnya bisa semakin besar ya."
Saya: "Iya.. bismillah, gapapa ya.. InsyaAllah ini bagian dari tantangan dakwah yang harus kita lewati."
Istri: "Hmm.. Iya gapapa aku ijinkan aa pergi. Hati-hati ya. Semoga Allah melindungi aa."
Saya: "Aamiin.. InsyaAllah Allah pasti melindungi, Allah pasti tolong.."
Istri: "Aamiin.. InsyaAllah disini aku juga selalu mendoakan."
Saya: "Alhamdulillah aa jadi lebih tenang sekarang."
. . .
Saya juga sempatkan berbincang dengan ibu,
Ibu berpesan, "Yang kamu hadapi ini bukan satu orang, tapi satu organisasi besar. Setiap ibu pasti akan khawatir jika ada diposisi ini. Tapi tentu kamu lebih tahu jalan mana yang harus kamu ambil. Kamu harus siap dengan segala kemungkinan. InsyaAllah disini ibu mendoakan."
. . .
Obrolan pun berakhir...
__________________
Ahmad: "Bagaimana? Sudah siap?"
Saya: "InsyaAllah siap."
Ahmad: "Ketika saya menghubungi abah untuk membuat janji temu, kita sudah tidak bisa mundur lagi."
Saya: "Memang tidak ada jalan untuk mundur kan."
Ahmad: "Iya juga sih. Sekarang sudah dekat waktu maghrib. Kira-kira kita mau buat janji temunya kapan?"
Saya: "Malam ini saja."
Ahmad: "Hah, malam ini? Malam ini juga?"
Saya: "Iya, kalau besok besok ketemunya, ngapain tadi saya ngedrama obrolan dulu sama istri dan ibu. Jika Abah bisa malam ini kita datangi malam ini juga. Kita tuntaskan semuanya."
Ahmad: "Antum yakin ga persiapan dulu atau apa gitu. Langsung malam ini."
Saya: "InsyaAllah yakin malam ini. Bismillah."
Ahmad: "Baik kalau begitu. Bismillah.. Saya akan coba hubungi abah yah. . .. .....
__________________
Assalamualaikum Abah, mohon maaf mengganggu waktunya. Jika abah ada waktu, saya mohon ijin untuk datang bertamu ke rumah Abah bersama Raihan malam ini. Ada yang ingin dibicarakan dan didiskusikan berkaitan dengan konflik yang terjadi beberapa waktu terakhir. Apakah abah berkenan? "
.
.
.
__________________
Lanjut ke (Part 4) .. InsyaAllah
Konflik Dukun [Kisah Nyata] - (Part 4)
"Jika dia tidak meminta maaf, saya khawatir murid-murid saya akan membuat dia celaka"
____________
"Jangan gentar, hadapi dengan tenang.." Ucap Ust. Muhammad Faizar .
____________
Sebelum membaca (Part 4) ini, silakan ke (Part 1),(Part 2) dan (Part 3) terlebih dahulu agar mengetahui dengan lengkap alur ceritanya.
Berikut kisah lanjutannya..
____________
وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا
Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. [QS. Al-Isra': 81]
Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً.
“Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal (orang pintar) lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.” [HR. Muslim]
____________
Setelah berdiskusi panjang dengan Ahmad, saya akhirnya berencana untuk bertemu Abah.
Saya: "InsyaAllah yakin malam ini. Bismillah."
Ahmad: "Baik kalau begitu. Bismillah.. Saya akan coba hubungi abah yah. . .. ...
__________________
Assalamualaikum Abah, mohon maaf mengganggu waktunya. Jika abah ada waktu, saya mohon ijin untuk datang bertamu ke rumah Abah bersama Raihan (nama samaran "saya") malam ini. Ada yang ingin dibicarakan dan didiskusikan berkaitan dengan konflik yang terjadi beberapa waktu terakhir. Apakah abah berkenan? "
.
.
.
__________________
Adzan Maghrib berkumandang, kami pun menunaikan shalat berjamaah.
Waktu terus berjalan... Setiap detiknya jadi terasa lambat saat itu.
Terdengar adzan isya berkumandang, dalam hati saya bergumam, "Mungkin abah tidak akan membalas pesannya malam ini."
Pasca menunaikan shalat isya tiba-tiba Ahmad berucap keras,
Ahmad: "Abah balas..!! Abah balas..!!"
Saya: "Eh, dibalas? Apa isi balasannya?"
Ahmad: "Sebentar saya bacakan...
__________________
Abah: "Untuk minggu ini saya tidak bisa, sedang di Jakarta."
Ahmad: "Baik Abah, terimakasih. InsyaAllah minggu depan saya akan menghubungi Abah lagi semoga Abah ada waktu."
__________________
Ahmad: "Yaah.. Ga jadi malam ini."
Saya: "Iya ga jadi deh."
Ahmad: "Minggu depan antum bisa kan?"
Saya: "Bisa insyaAllah."
Ahmad: "Sip deh, Rencananya kita undur minggu depan berarti."
Saya: "InsyaAllah. Oh iya, kang Ahmad engga merasa ada yang aneh kah?"
Ahmad: "Aneh apanya?"
Saya: "Abah dulu pernah bilang beliau bisa membagi jasadnya menjadi 7, artinya beliau bisa ada di tujuh tempat berbeda sekaligus dalam waktu bersamaan. Apakah saat ini ke tujuh tujuh nya ada di Jakarta semua?"
Ahmad: "Antum mau bilang kenapa tidak disisakan satu disini untuk bertemu dengan antum kan? Terutama ini konflik besar."
Saya: "Iya, aneh bukan?"
Ahmad: "Antum juga mau bilang ada indikasi beliau berbohong soal pembagian jasad jadi 7 itu kan? Saya paham alur ucapan antum akan ke arah sana."
Saya: "hehe... Tapi betul aneh kan?"
Ahmad: "Ya memang aneh, tapi itu tidak bisa jadi kesimpulan beliau bohong juga menurut saya."
Saya: "Iya juga sih. Oke intinya adalah.. Kita punya waktu satu minggu untuk mempersiapkan diri."
Ahmad: "Bukan kita, tapi antum."
Saya: "Eh..? "
. . .
Dan malam pun berlalu . . .
__________________
Di rumah, saya berpikir keras. Saya punya waktu satu minggu.
Apa yang harus dipersiapkan? Siapa yang bisa memberi masukan? Siapa yang bisa memberi bimbingan?
Tiba-tiba saya teringat Ust. Muhammad Faizar
Beliau di acara Rukiah Trans7 sering membimbing prihal ruqyah syar'iyyah dan cara menangani sihir para dukun. Sepertinya menghubungi beliau ide yang bagus. "Tapi akan dibalas tidak ya?" Tanya saya dalam hati.
Saya mencoba menghubungi beliau via DM Instagram. Memperkenalkan diri dan seterusnya. Dan tanpa saya duga ternyata beliau merespon.
Saya pun menceritakan alur ceritanya. Awalnya beliau menanyakan alamat saya untuk bertemu langsung, tapi karena jarak yang cukup jauh akhirnya Ust. Muhammad Faizar hanya memberikan pesan via chat..
"Jangan gentar.. Hadapi dengan tenang dan penuh adab. Dan jika kita ditantang, pantang untuk mundur."
"Kita sedang menolong agama Allah, Allah pasti akan menolong kita."
"Konfrontasi dengan dukun itu hal yang biasa. Dan lihatlah keajaiban Alquran yang akan Allah tampakkan nanti."
__________________
Pesan beliau cukup menenangkan hati saya. Tapi saya berpikir,
"Sepertinya bagus jika ada ustadz yang berpengalaman prihal sihir dan dukun untuk mendampingi saya langsung saat face to face dengan Abah nanti."
Saya pun teringat dengan sosok Ust. DR. Yahya, MA. (bukan nama sebenarnya) yang saya kenal pernah berseteru dengan sihir. Beliau adalah sosok yang amat ditokohkan di MUI kota ..(sensor)..
Akhirnya saya bertamu ke rumah Ust. Yahya, menceritakan dengan detail kronologi yang terjadi.
__________________
Ust. Yahya: "Jadi dulu antum pernah kerasukan dan beliau yang mengobati?"
Saya: "Iya, ustadz."
Ust. Yahya: "Dari situ antum jadi kenal dekat dengan beliau?"
Saya: "Betul, ustadz."
Ust. Yahya: "Dan setelah dewasa antum menilai sistem pengobatan beliau menyimpang termasuk perguruan yang diasuh oleh nya."
Saya: "Kurang lebih begitu, ustadz."
Ust. Yahya: "Jadi seperti Nabi Musa ya, Nabi Musa waktu kecil diselamatkan oleh keluarga Firaun, dididik dibesarkan, pas sudah dewasa menentang Firaun. Antum diumur sangat muda diobati beliau dari gangguan jin, pas dewasa menilai pengobatan dan ajaran beliau menyimpang."
Saya: "Hehe.. Alurnya unik ya ustadz?"
Ust. Yahya: "Iya sangat unik. Jika saya mendengar dari penjelasan antum, dari kejadian-kejadian yang ada, ini jelas dukun ya menurut saya, dukun yang berkedok ustadz.
Hal semacam ini banyak terjadi, tak jauh dari sini pun di daerah ..(sensor).. ada Habib Umar namanya, itu Habib palsu, sayangnya MUI terlambat menyadarinya. Jadi Habib itu buka pengajian, karena menjual nama Habib jadi cepat banyak jamaahnya.
Setelah ditelaah ada penyimpangan yang terjadi dalam kajiannya, terutama yang berkaitan dengan pengobatan. Sederhana nya MUI menilai beliau dukun yang mengaku Habib.
Tapi karena jamaahnya sudah terlanjur banyak, saat MUI membuat penyuluhan ke masyarakat tentang kesesatan beliau, banyak masyarakat yang tidak terima dan lebih percaya si habib palsu itu."
Saya: "Lebih sulit jadinya ya, ustadz."
Ust. Yahya: "Betul sangat sulit. Karena masyarakat tahunya beliau itu ustadz, beliau itu habib, beliau itu kyai, atau apapun nama ketokohan lainnya. Padahal bagi yang paham tahu betul bahwa itu hanyalah dukun yang berkedok saja."
Saya: "Lalu bagaimana mengatasi hal semacam itu, ustadz?"
Ust. Yahya: "Hal yang terpenting adalah kita harus menjadi sosok yang suaranya bisa didengar oleh masyarakat.
Karena jika berbicara tentang awam kita berbicara tentang kepercayaan masyarakat, bukan soal penjelasan ilmiah atau dalil Alquran dan sunnah.
Nah antum ini MasyaAllah, yang dihadapi bukan lagi masyarakat tapi dukun nya langsung. Ini pertanda Allah ingin menaikkan level dakwah antum."
Saya: "Aamiin yaa Rabb, semoga Allah mudahkan."
Ust. Yahya: "Tak cukup aamiin, antum harus benar-benar siap dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi."
Saya: "Iya ustadz. Untuk kasus Abah ini menurut ustadz baiknya saya harus bagaimana kah?"
Ust. Yahya: "Pertama antum harus tahu, wali (pelindungnya) dukun adalah Syetan, dan wali (pelindungnya) orang yang beriman adalah Allah. Dari sini sudah nampak jelas perbedaan levelnya. Maka jangan takut, Allah pasti menolong dan melindungi.
Kedua, antum harus menyadari, dukun itu juga manusia biasa. Mereka hanya manusia biasa. Artinya ruang hidayah tetap ada baginya. Maka niatkan ini jadi jalan dakwah antum dengan menghadirkan adab yang baik dalam menyampaikan setiap pesannya.
Kalau saja lisan antum menjadi washilah ia sadar, atau ada muridnya yang sadar, pasti pahalanya sangat besar disana."
Saya: "Iya ustadz"
Ust. Yahya: "Dua pesan saya ini pegang baik-baik, insyaAllah semoga Allah mudahkan."
Saya: "Terimakasih banyak ustadz untuk nasehatnya. Sangat menenangkan hati saya."
Ust. Yahya: "Alhamdulillah"
Saya: "Sejujurnya saya berharap jika ustadz berkenan, untuk mendampingi saya secara langsung nanti saat menghadapi Abah."
. . . Raut wajah Ust. Yahya pun langsung berubah,
Bukan raut wajah takut. Tapi yang tergambar adalah raut kesedihan yang amat dalam.
. . . Sedikit berkisah bahwa ternyata beliau pernah mengalami pengalaman buruk dengan sihir dan gangguan jin. Saat beliau dan istrinya harus berpisah pasca 12 tahun berjuang bersama melawan itu semua. Detailnya tidak bisa saya kisahkan disini untuk menjaga privasi beliau.
. . . Alhamdulillah saat ini beliau sudah menikah lagi dan insyaAllah hidup bahagia.
. . . Namun sepertinya ajakan saya untuk terlibat langsung dalam konflik Abah ini menyingkap kembali kesedihan beliau dimasa lalu. Saya pun mengurungkan niat saya untuk meminta kesediaan beliau mendampingi.
Saya: "Tapi jika ustadz tidak bisa, tidak apa, insyaAllah saya bisa tangani ini ustadz."
Ust. Yahya: "Iya, insyaAllah saya turut mendoakan. Mohon maaf ya."
Saya: "Iya tak apa ustadz, nasehat ustadz pun sudah sangat membantu."
__________________
WARNING:
Saat teman-teman datang ke seorang ustadz atau apapun namanya, konsultasi tentang penyakit yang dirasakan, gangguan ghaib yang menghantui, atau permasalahan yang dialami.
Lalu ustadz itu menyinggung masalah cerai sebagai solusi utama, atau melihat pada hubungan suami istri sebagai sumber masalahnya.
Dapat dipastikan itu Dukun yang sedang menyamar.
Yang demikian di isyaratkan dalam surat Al-Baqarah: 102. (Silakan dibaca di mushaf masing-masing)
__________________
Setelah pertemuan dengan Ust. Yahya, saya berpikir sepertinya saya harus menyelesaikan masalah ini tanpa melibatkan orang lain terlalu dalam.
Konsultasi dengan beberapa tokoh saya coba lakukan, beberapa senior coba saya hubungi, beberapa teman coba saya ceritakan. Untuk mendapatkan masukkan dan nasehat yang menenangkan.
Inti dari setiap pesan mereka adalah..
"Kebenaran pasti akan Allah menangkan, dan yang bathil pasti akan sirna.
Tugas kita adalah mempersiapkan diri baik dzhahir maupun bathin. Luruskan niat dalam dakwah dan biarkan Allah yang menuntun langkah kita."
__________________
Tidak terasa satu minggu telah berlalu..
Dalam hati saya bergumam, "inilah waktunya."
. . .
Ahmad: "Bagaimana? Sudah siap?"
Saya: "insyaAllah"
Ahmad: "Saya sudah coba menghubungi Abah, tinggal menunggu responnya saja."
Saya: "Sip, bismillah"
. . . Setelah beberapa waktu . . .
Ahmad: "Abah balas nih.. Abah balas.."
Saya: "Abah balas apa?"
Ahmad: "Abah balas, "Maaf saya tidak bisa, beberapa waktu ini saya sibuk."
Saya: "Hmm.. Tidak bisa lagi ya."
Ahmad: "Iya, Emm nanti saya coba hubungi abah lagi deh dilain waktu. Saat abah bisa, saya akan langsung hubungi antum."
Saya: "Oke, sip."
. . .
Setelah 3 minggu berlalu . .
. . Ahmad tiba-tiba menghubungi
Ahmad: "Saya sempat menghubungi abah beberapa kali untuk memastikan kapan abah ada waktu luang."
Saya: "Lalu?"
Ahmad: "Rudi mendatangi saya, dia membawa pesan dari Abah."
Saya: "Apa pesannya?"
__________________
Abah: "Rudi tolong sampaikan kepada Ahmad, dia dan Raihan tidak usah bertemu saya, tidak perlu datang ke rumah.
Percuma nantinya, karena kalaupun saya ngobrol dengan Raihan pasti obrolan nya tidak akan nyambung.
Lagipula Raihan bukan murid saya, jadi tidak ada keharusan bagi saya menjelaskan semuanya kepada dia tentang perguruan saya."
__________________
Saya: "Jadi dari kemarin beliau bukan tidak bisa bertemu ya, tapi tidak mau bertemu."
Ahmad: "Kalau soal itu kita tidak tahu juga, karena bisa jadi beliau betul sibuk kan."
Saya: "Iya bisa jadi."
Ahmad: "Jadi gimana nih?"
Saya: "Ya tidak gimana gimana. Intinya Abah tidak terima saat saya menilai perguruannya menyimpang, beliau memberi kesempatan saya datang meminta maaf, saat saya ingin datang untuk berdialog, beliau justru tidak mau bertemu."
Ahmad: "Husnudzannya mungkin Abah tidak ingin ada keributan baru dari hasil dialog antum dan beliau, jika seandainya itu terjadi."
Saya: "Mungkin. Atau bisa jadi ada hal yang beliau sembunyikan dan khawatir jika terjadi dialog, semua itu akan tersingkap. Wallahu a'lam."
Ahmad: "Semuanya jadi menggantung ya."
Saya: "Tidak gantung kok menurut saya..
وَقُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا
Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. [QS. Al-Isra': 81]
Untuk selebihnya, biar kang Ahmad yang menyimpulkan sendiri akhir cerita ini."
__________________
Satu bulan setelahnya . . .
Saya mendapat kabar bahwa Ahmad dan istrinya datang ke rumah Abah. Ia meminta ijin ke Abah untuk meninggalkan perguruan tersebut. Melepas semua ikatan amalan dan keilmuan yang selama ini diajarkan. Termasuk 2 khadam (jin) yang biasa mendampingi Ahmad dan menjaga rumahnya akan ditarik oleh Abah.
Memutuskan keluar setelah 17 tahun berguru tentu amat berat, terlihat dari tetesan air mata Ahmad yang tak terbendung saat berbicara di hadapan Abah. Bagaimanapun Abah pasti amat berkesan dalam hidup nya.
Entah apa alasan utama yang menyebabkan Ahmad memutuskan keluar dari perguruan tersebut. Yang jelas saya selalu mendoakan, baik Ahmad, Abah, maupun murid-murid abah yang lain, semoga mereka semua termasuk saya, selalu dalam bimbingan hidayah Allah ta'ala.
__________________
Saat kisah ini ditulis, tak ada sedikitpun kebencian saya kepada Abah atau semua yang terlibat dalam cerita ini.
Karena tujuan penulisan cerita ini adalah agar kita menyadari bahwa tipu daya jin dan syetan beserta para pembantu mereka dari kalangan penyihir dan dukun adalah nyata adanya. Maka bentengi hati kita dengan ilmu dan iman. Dan yakinlah.. Allah pasti melindungi kita.
__________________
Catatan: Banyak hal detail yang tidak saya tuliskan disini, mulai dari awal perkenalan dengan Abah, ritual-ritual ajaran Abah, sampai konflik Abah yang melibatkan istri saya didalamnya.
Semua ditutup untuk menjaga privasi atau mencegah adanya mafsadah yang mungkin bisa muncul jika kita naikkan ke permukaan.
__________________
Dari Kisah Nyata . . .
. . . Semoga bermanfaat
Penulis: Ikmal Nurhakim, Lc.
AAAAA
*KOLEKSI PENDEKAR LANGIT*
Koleksi UPDATE selengkapnya baca disini https://sites.google.com/view/kompilasipendekarlangit
Assalamualaikum wrwb
Sehubungan dengan habisnya stok buku terjilid softcover Kisah Pendekar Langit, namun masih cukup banyak permintaan dari sahabat maka dengan ini saya menyusun kompilasi file pendekar langit secara online. Jika anda menginginkannya, untuk menghargai hasil karya intelektual kami, silahkan infak seikhlasnya.
Berikut kompilasi file pendekar langit
_Buku Kisah Pendekar Langit_
✅ Pertempuran Sihir Perdarah, Membongkar dan Menghancurkan Tipu Daya Sihir. Sebuah kisah nyata kami pribadi pernah kena sihir. Harga normal 249k, harga diskon 199k. Untuk versi online seikhlasnya saja.
✅ Jumlah 715 halaman pdf file berpasword
Download daftar isi: https://bit.ly/3oYfUgu
Download versi mukadimah: https://bit.ly/3gVC9zl
.
.
*BONUS KOMPILASI SEPUTAR RUQYAH*
_Audio Ruqyah Syariyyah_
1. Clean & Powerfull Ruqyah Syariyyah Ust Ali Abu Khalid
2. Ruqyah 10 menit yang mengguncang Ust Pattarani
3. MP3 Ruqyah UNAI
4. MP3 Ruqyah Abu Aliyaa
5. MP3 Ruqyah Abu Anas
6. MP3 Ruqyah Abu Qasim
7. MP3 Ruqyah Ahmed Ibn Ali Al Al Ajmi (Fire)
8. MP3 Ruqyah Bandar Al Zahrani
9. MP3 Ruqyah Farres Abbad (Ruqyah Against Sihr & Jinns)
10. Ruqyah Indonesia-Malaysia (Warning to Jinn)
11. MP3 Ruqyah Mahmoud Al Banna
12. MP3 Ruqyah Majed Al Zamil
13. MP3 Ruqyah Nabeel Al Awadi
14. MP3 Ruqyah Seikh Abdurrahman As Sudais
15. Ruqyah Seikh Ali Al Hudhaify (Fire)
16. Ruqyah Seikh Khalid (Punishment Ruqyah)
17. Ruqyah Seikh Manshawi
18. Ruqyah Seikh Mishary Rashed El Efasy
19. Ruqyah Seikh Muhammed Jibril
20. Seikh Nasser Al Khatami
21. Ruqyah Seikh Swaalih (Fire)
22. Ruqyah Syeikh Yasir Salamah
23. Ruqyah Yahya Hawwa
24. Ruqyah Yasser Al Dosari
25. Dll
_EBOOK Seputar Ruqyah_
1. Abdul Aziz Bin Baz Risalah Sihir dan Perdukunan
2. Ayat-Ayat Ruqyah & Dalilnya
3. Ibnul Qayyim Manajemen Qalbu Melumpuhkan Senjata Setan
4. Ibnul Qayyim Noktah Hitam Senandung Setan
5. Disertasi Ruqyah Terhadap Kangker
6. Penggunaan Ayat Al Qur'an Sebagai Obat
7. Risalah Ringkas Ruqyah Syariyyah
8. Tazkiyatun Nufus
9. Ruqyah Mandiri Holistik RH
10. Ayat-Ayat Adzab
11. Ilmu Hikmah dan Kedok Perdukunan Perdana Akhmad
12. Kerasukan Setan Perdana Akhmad
13. Praktek Sihir pada Ilmu Kebatinan Perdana Akhmad
14. Ruqyah Syariyyah VS Gadungan Perdana Akhmad
15. Ebook RH 2013
16. Panduan Menjadi Peruqyah (NAI 2013)
17. Ruqyah Covid19 NAI
Bagi yang berminat semua file diatas kami kirim link download by email atau whatsapp
Semoga bermanfaat dan menjadi wasilah kesembuhan yang sempurna. Aamiin
Untuk pertanyaan bisa WA kami klik https://wa.me/6281315365212
Gabung facebook reyfan langit seputar sihir dan gangguan jin https://www.facebook.com/revan.sugih.9/
Wassalam wrwb
Pendekar Langit
Demikian Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2 semoga mencerahkan. Share artikel Kisah Konflik Antara Ustadz VS Dukun Siapa yang Menang? Part 2 ini ke teman anda ya?
Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar